Rekomendasi 5 Gunung Terbaik di Malang untuk Pendaki, Mana yang Sudah Kamu Taklukkan?
5 Gunung yang wajib Kamu Coba di Malang!!
Malang tidak hanya terkenal dengan wisata alamnya yang memukau, tetapi juga menjadi surga bagi para pendaki dengan deretan gunung yang menawarkan keindahan luar biasa dan tantangan beragam. Dari jalur pendakian yang ramah pemula hingga trek ekstrem bagi pendaki berpengalaman, Malang memiliki banyak pilihan gunung yang patut dijelajahi. Jika kamu mencari pengalaman mendaki yang seru dengan pemandangan spektakuler, berikut adalah lima gunung di Malang yang wajib kamu coba!
Gunung Arjuno
Gunung Arjuno adalah salah satu destinasi pendakian populer di Malang, Jawa Timur, dengan ketinggian 3.339 mdpl. Gunung ini menawarkan pemandangan alam yang indah serta jalur pendakian yang menantang. Terdapat beberapa jalur pendakian resmi yang dapat dipilih oleh para pendaki, yaitu Jalur Lawang (via Tretes), Jalur Purwosari, Jalur Batu, dan Jalur Sumber Brantas. Jalur Tretes adalah yang paling populer, dengan waktu tempuh sekitar 8–12 jam menuju puncak, sementara jalur lain memiliki durasi pendakian yang bervariasi tergantung kondisi medan dan kecepatan pendaki.
Gunung Arjuno berada dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo, yang dikelola oleh pihak Perhutani. Lokasi titik awal pendakian tergantung jalur yang dipilih, misalnya basecamp Tretes di Pasuruan atau basecamp Purwosari di Kabupaten Pasuruan. Untuk mendaki, wisatawan harus melakukan registrasi dan membayar tiket masuk, yang biasanya berkisar Rp20.000–Rp30.000 per orang, tergantung hari biasa atau akhir pekan. Pendaki juga wajib membawa surat keterangan sehat serta mengikuti aturan konservasi, seperti larangan membuang sampah sembarangan dan membawa barang-barang yang dapat merusak lingkungan.
Selain keindahan puncaknya, Gunung Arjuno juga memiliki berbagai daya tarik seperti Lembah Kidang, Oro-oro Ombo, dan situs-situs bersejarah seperti Candi Sepilar dan Candi Wesi. Pendaki disarankan membawa perlengkapan yang memadai karena suhu di puncak bisa mencapai di bawah 10°C, terutama pada malam hari. Waktu terbaik untuk mendaki adalah pada musim kemarau, sekitar Mei hingga September, guna menghindari hujan yang dapat membuat jalur menjadi licin. Dengan persiapan yang matang, pendakian Gunung Arjuno bisa menjadi pengalaman yang menantang sekaligus memuaskan bagi para pecinta alam.
Gunung Welirang
Gunung Welirang adalah salah satu gunung berapi aktif di Jawa Timur dengan ketinggian 3.156 mdpl. Gunung ini terletak di perbatasan Kabupaten Pasuruan, Kota Batu, dan Kabupaten Mojokerto, serta masih dalam satu rangkaian pegunungan dengan Gunung Arjuno. Welirang terkenal dengan aktivitas penambangan belerangnya, sehingga pendaki dapat melihat para penambang tradisional membawa bongkahan belerang dari kawah. Jalur pendakian utama menuju puncak Gunung Welirang adalah melalui Tretes di Pasuruan dan Sumber Brantas di Kota Batu. Jalur Tretes merupakan yang paling populer dengan estimasi waktu tempuh sekitar 6–10 jam untuk mencapai puncak.
Pendakian Gunung Welirang biasanya dimulai dari basecamp Tretes, yang terletak di ketinggian sekitar 800 mdpl. Dari sana, pendaki akan melewati jalur berbatu dan kawasan hutan sebelum mencapai Pos Pondokan, yang sering dijadikan tempat beristirahat sebelum menuju puncak. Dari Pondokan, perjalanan ke puncak memakan waktu sekitar 2–3 jam dengan medan yang lebih berbatu dan berpasir. Tiket masuk pendakian biasanya berkisar Rp20.000–Rp30.000 per orang, dengan tambahan biaya jika menggunakan jasa porter atau ojek gunung untuk menghemat tenaga di awal perjalanan.
Selain kawah belerang yang aktif, Gunung Welirang juga menawarkan pemandangan alam yang indah, terutama saat matahari terbit. Dari puncaknya, pendaki dapat melihat panorama Gunung Arjuno, Gunung Penanggungan, dan wilayah sekitar Malang hingga Surabaya. Suhu di puncak bisa sangat dingin, terutama pada dini hari, sehingga pendaki disarankan membawa perlengkapan yang memadai. Waktu terbaik untuk mendaki adalah antara Mei hingga September saat musim kemarau, karena jalur akan lebih kering dan aman. Dengan keunikan kawah belerang dan trek menantang, Gunung Welirang menjadi pilihan menarik bagi para petualang yang ingin merasakan pengalaman pendakian berbeda di Jawa Timur.
Gunung Panderman
Gunung Panderman adalah gunung dengan ketinggian 2.045 mdpl yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Gunung ini menjadi destinasi favorit bagi pendaki pemula karena memiliki jalur yang relatif pendek dan mudah dibandingkan gunung-gunung lain di sekitar Malang. Jalur pendakian utama menuju puncak adalah melalui Toyomerto, Dusun Songgokerto, yang dapat ditempuh dengan kendaraan hingga ke basecamp pendakian. Dari basecamp, pendakian menuju puncak biasanya memakan waktu sekitar 2–3 jam, tergantung kecepatan dan kondisi fisik pendaki.
Gunung Panderman menawarkan pemandangan yang indah, terutama saat malam hari, di mana pendaki dapat menikmati gemerlap lampu Kota Batu dan Malang dari ketinggian. Di jalur pendakian, terdapat beberapa pos peristirahatan, seperti Pos Latar Ombo yang sering dijadikan tempat berkemah oleh para pendaki. Setelah melewati Latar Ombo, perjalanan menuju puncak akan semakin menanjak dan berbatu, tetapi tetap bisa ditempuh dalam waktu singkat. Tiket masuk pendakian biasanya berkisar Rp10.000–Rp20.000 per orang, dengan fasilitas seperti area parkir dan tempat istirahat di basecamp.
Meskipun jalurnya relatif mudah, pendaki tetap disarankan membawa perlengkapan yang cukup, terutama jaket tebal karena suhu di malam hari bisa cukup dingin. Waktu terbaik untuk mendaki adalah sore hingga malam hari agar bisa menikmati sunrise dari puncak. Selain itu, Gunung Panderman juga sering dijadikan tempat latihan bagi pendaki yang ingin mencoba tantangan gunung yang lebih tinggi, seperti Gunung Arjuno atau Semeru. Dengan akses yang mudah dan pemandangan yang indah, Gunung Panderman adalah pilihan ideal bagi wisatawan yang ingin menikmati pendakian singkat namun tetap berkesan.
Gunung Kawi
Gunung Kawi adalah salah satu gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar, dengan ketinggian sekitar 2.551 mdpl. Gunung ini terkenal tidak hanya sebagai destinasi pendakian, tetapi juga sebagai tempat ziarah spiritual karena adanya petilasan Eyang Djoego dan Kyai Zakaria II di kawasan wisata Gunung Kawi. Jalur pendakian utama menuju puncak Gunung Kawi biasanya melalui Desa Panderman di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Perjalanan menuju puncak bisa memakan waktu sekitar 5–7 jam dengan medan yang relatif landai di awal, namun semakin menanjak mendekati puncak.
Pendaki yang ingin mencapai puncak Gunung Kawi harus melakukan registrasi dan membayar tiket masuk sekitar Rp10.000–Rp20.000 per orang. Basecamp utama untuk pendakian menyediakan area parkir, tempat istirahat, dan beberapa warung yang menjual perlengkapan dasar. Di sepanjang jalur, pendaki akan melewati kawasan hutan tropis dengan udara yang sejuk serta beberapa mata air yang dapat digunakan untuk mengisi perbekalan. Gunung Kawi juga memiliki beberapa tempat menarik di jalurnya, seperti Watu Tulis dan puncak bayangan sebelum mencapai puncak utama.
Selain daya tarik alamnya, Gunung Kawi juga memiliki nilai historis dan spiritual yang kuat. Banyak peziarah datang untuk mengunjungi petilasan yang dipercaya sebagai tempat bersemedi tokoh-tokoh spiritual pada zaman dahulu. Hal ini membuat suasana di sekitar gunung terasa unik, menggabungkan antara wisata alam dan budaya. Pendakian terbaik dilakukan pada musim kemarau, sekitar Mei hingga September, untuk menghindari jalur yang licin akibat hujan. Dengan kombinasi keindahan alam, sejarah, dan budaya, Gunung Kawi menjadi pilihan menarik bagi pendaki maupun wisatawan spiritual yang berkunjung ke Malang.
Gunung Anjasmoro
Gunung Anjasmoro adalah salah satu gunung di Jawa Timur dengan ketinggian sekitar 2.277 mdpl. Gunung ini terletak di perbatasan Kabupaten Malang, Mojokerto, dan Jombang, serta menjadi bagian dari Pegunungan Anjasmoro yang membentang luas. Gunung Anjasmoro belum sepopuler gunung lain di sekitar Malang, seperti Arjuno atau Semeru, tetapi menawarkan jalur pendakian yang menantang dengan pemandangan alam yang masih asri. Jalur pendakian utama menuju puncaknya adalah melalui Wonosalam di Jombang dan Desa Pujon Kidul di Malang. Pendakian dari jalur Wonosalam biasanya memakan waktu sekitar 6–8 jam untuk mencapai puncak.
Pendaki yang ingin mendaki Gunung Anjasmoro harus melakukan registrasi di basecamp dan membayar tiket masuk sekitar Rp10.000–Rp20.000 per orang. Jalur pendakian didominasi oleh hutan tropis lebat dengan beberapa titik sumber air di sepanjang perjalanan. Beberapa tempat menarik yang bisa ditemukan di jalur ini adalah Air Terjun Tretes dan Bukit Cemorosewu yang sering dijadikan tempat beristirahat sebelum menuju puncak. Selain itu, jalur pendakian ini juga memiliki medan yang cukup bervariasi, dari tanah padat hingga jalur berbatu dan licin, terutama saat musim hujan.
Puncak Gunung Anjasmoro menawarkan panorama indah dengan pemandangan Pegunungan Anjasmoro lainnya serta Gunung Arjuno dan Welirang di kejauhan. Waktu terbaik untuk mendaki adalah pada musim kemarau, sekitar Mei hingga September, agar jalur tidak terlalu licin dan perjalanan lebih nyaman. Karena jalurnya masih relatif sepi, pendaki disarankan untuk membawa perbekalan yang cukup dan mendaki dalam kelompok untuk keamanan. Dengan suasana alam yang masih alami dan tantangan jalur yang bervariasi, Gunung Anjasmoro menjadi pilihan menarik bagi pendaki yang ingin merasakan pengalaman baru di kawasan Malang dan sekitarnya.
Gunung Buthak
Gunung Buthak adalah salah satu gunung di Jawa Timur dengan ketinggian sekitar 2.868 mdpl. Gunung ini terletak di perbatasan Kabupaten Malang, Blitar, dan Kediri, serta masih dalam satu rangkaian dengan Gunung Kawi. Meskipun tidak seterkenal Arjuno atau Semeru, Gunung Buthak menawarkan jalur pendakian yang cukup menantang dengan panorama alam yang indah. Jalur pendakian utama menuju puncaknya adalah melalui Sirah Kencong di Blitar dan Panderman di Batu. Jalur Sirah Kencong merupakan yang paling populer karena memiliki sumber air dan medan yang lebih bersahabat, dengan estimasi waktu tempuh sekitar 6–8 jam.
Pendaki yang ingin mencapai puncak Gunung Buthak harus melakukan registrasi di basecamp dan membayar tiket masuk sekitar Rp10.000–Rp20.000 per orang. Jalur pendakian didominasi oleh hutan tropis yang rimbun, dengan beberapa pos peristirahatan di sepanjang perjalanan. Salah satu titik menarik di jalur ini adalah Sabana Buthak, sebuah padang rumput luas yang sering dijadikan tempat berkemah sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Dari sabana ini, pendaki hanya membutuhkan sekitar 30–60 menit untuk mencapai puncak utama.
Dari puncak Gunung Buthak, pendaki bisa menikmati pemandangan Gunung Arjuno, Gunung Welirang, serta sebagian wilayah Blitar dan Malang. Suhu di puncak bisa sangat dingin, terutama pada malam hari, sehingga pendaki disarankan membawa perlengkapan yang cukup. Waktu terbaik untuk mendaki adalah pada musim kemarau, sekitar Mei hingga September, untuk menghindari jalur yang licin dan kabut tebal. Dengan jalur yang cukup menantang dan panorama alam yang menawan, Gunung Buthak menjadi pilihan menarik bagi pendaki yang mencari pengalaman mendaki yang lebih tenang dan jauh dari keramaian.
0 Response to "Rekomendasi 5 Gunung Terbaik di Malang untuk Pendaki, Mana yang Sudah Kamu Taklukkan?"
Posting Komentar