Wisata Alas Purwo Banyuwangi, Hutan Pertama di Tanah Jawa
Wisata Alas Purwo Banyuwangi, Hutan Pertama di Tanah Jawa - Taman Nasional Alas Purwo merupakan sebuah Wisata Banyuwangi berupa kawasan konservasi di ujung timur Pulau Jawa yang sangat terkenal karena hal mistisnya. Padahal disampng kontrversi keangkerannya, Alas Purwo merupakan sebuh surga konservasi bagi ribuan jenis flora dan fauna, apalagi mengingat legenda masyarakat yang menyebutkan sesuai arti penamaan “Alas Purwo” yang berarti Hutan pertama (di tanah Jawa) pastinya memang memiliki keanearagaman hayati yang melimpah.
Keanekaragaman hayati di Alas Purwo sendiri lebih terkenal sebagai sebuah ekosistem banteng, kijang, lutung, burung merak serta spesies kucing hutan dan macan tutul. Tak hanya memiliki kawasan perlindungan alam di hutan saja, Taman Nasional ini juga memiliki wilayah perairan laut sebagai konservasi biota laut seperti berbagai spesies penyu.
Taman Nasional Alas Purwo memiliki luas wilayah sebesar 434,2 km2 yang membentang di Kabupaten Banyuwangi sisi pantai Selatan dan masuk dalam Semenanjung Blambangan. Tidak hanya sebagai lahan konservasi, tempat ini juga dikenal sebagai lokasi berlangsungnya ritual Pagerwesi bagi masyarakat Hindu.
Sama halnya dengan Taman Nasional Baluran, meskipun sebagai area perlindungan satwa dan fauna, Alas Purwo juga dapat dikunjungi untuk aktivitas pariwisata. Jika di TN Bromo tengger Semeru sobat bisa menikmati keindahan Seruni Point, atau Ranu Regulo. Jadi daya tarik apa yang membuat Alas Purwo menarik untuk dikunjungi?
Rekomendasi Tempat Wisata di Alas Purwo
Berikut adalah enam spot rekomendasi wisata di Alas Purwo yang dapat sobat datangi untuk berlibur menikmati keindahan alam yang masih asri:
Savana Sadengan
Savana Sadengan merupakan kawasan savanan buatan yang dibentuk sebagai ladang penggembalaan (feeding Ground) dengan luas ±84 Ha. Meskipun tidak sekering Savana Bekol Baluran, spot ini sering kali juga disebut mirip dengan Afrika karena hadirnya berbagai satwa seperti Banteng, Rusa, Kijang, Macan Tutul hinga Monyet Abu-Abu Ekor Panjang.
Di Padang Savana Sadengan ini ada sebuah gardu pandang cukup tinggi yang dapat digunakan untuk melihat satwa di aam terbuka. Sobat perlu tau juga jika disini kalian tidak boleh mendekati Satwa, jadi kalau ingin mengambil foto pastikan untuk membawa kamera dengan lensa tele-zoom.
Di area Padang Savana Alas Purwo ini fasilitas selain gardu pandang hanya terdapat mushola, toilet dan parkir area. Jadi jangan lupa untuk kalian membawa perbekalan yang cukup khusunya air.
Pantai Plengkung
Pantai Plengkung atau kerap disebut G-Land merupakan sebuah spot wisata lain di Alas Purwo yang sering dikunjungiterutama oleh para surffer. huruf "G" sendiri memiliki berbatai arti seperti 'Grajagan" sebagai nama teluk dengan ombak besar, "Green" yang mengartikan pantai sekitar berada di tepi hutan tropis dan "Great" berarti ombak besar dan panjang.
Sama seperti Pantai Nihiwatu sebagai surfanya para peselancar, Pantai Plengkung juga memiliki daya tarik untuk olaraga ekstream tersebut. Bagaimana tidak, disini sobat dapat menjumpai ombak dengan ketinggian lebih dari 7 meter dalam formasi tujugh gelombang.
Predikatnya sebagai "The Seven Giant Waves Wonder" memang bukan tanpa dasar, dengan kekuatanombak itu pula lokasi ini pernah dijadikan tempat perlombaan selancar internasional, Quiksilver Pro Surfing Championship pada 1995-1997.
Pantai Trianggulasi
Pantai Trianggulasi terletak lebih kurang 2 Km dari Pura Luhur Gili salaka, Nama Trianggulasi sendiri diambil dari momunen atau tugu yang terletak sekitar 500 Meter dari Pantai Utara, memiliki penyebutan nama yang cukup sulit warga sekitar sering memanggilnya dengan Tanggul Asri.
Sementara untuk daya tarik wisatanya, Pantai Trianggulasi ini terkenal sebagai salah satu tempat konservasi penyu. Oleh sebab itu pula disini berbagai fasilitas seperti parkir area, kamar mandi, camp area serta kantin juga tersedia.
Dibandingkan Pantai Plengkung, disini sobat tidak bisa melakukan berbagai aktivitas berhubungan dengan air laut termasuk berselancar karna ombaknya yang lebih berbahaya. Tenang saja sob, disini sobat masih bisa menikmati keindahan dengan cara lain.
Pantai Ngagelan
Masih tentang destinasi pantai di Alas Purwo, kali ini merupakan sebuah pantai yang cukup ramah untuk para wisatawan karena karakteristik kekuatan ombaknya yang tidak terlalu besar, Yup! Pantai Ngagelan. Sama seperti pantai Trianggulasi, pantai ini juga menjadi spot konservasi penyu, tiap tahun pasti ada penyu-penyu yang bertelur dan menetas disini.
Disini terdapat emapt jenis penyu, yaitu: Penyu Sisik, Penyu Lekang, Penyu Hijau dan Penyu Hijau. Sama seperti spot wisata lainnya, pantai ini juga memiliki karakeristik dikeliling hutan topis sangat lebat. Berbagai fasilitas seperti amar mandi umum, parkir area dan camping area juga ada disini.
Pantai Bedul
Destinasi yang satu ini bisa dikatakan cukup berbeda dari pantai lain di Alas Purwo. Disini pemandangan utama tak akan ditampilkan dengan ombak laut atau pesisir terbuka sebagai tempat bertelurnya penyu. Disini wisatawan akan mendapat pemandangan berupa ekosistem angrove yang tumbuh subur.
Tempat ini lebih dikenal dengan Wisata Mangrove Bedul, Blok bedul sendiri merupakan daerah hilir dari DAS Stail dan aliran sungai air payau. Diisi denga rimbunnya tanaman hutan mangrove, disini sobat juga dapat menikmati pemandangan dari berbagai satwa seperti monyet, bangau, dan burung-burung cantik
Pura Giri Selaka
Misteri Alas Purwo memang menjadi pembicaraan yang sangat populer. Dilain sisi, Alas Purwo rupanya menyimpan sebuah objek penuh nilai sejaragh khususnya bagi masyarakat Hindu.
Berada di ujung selatan, terdapat sebuah kawasan situs Hindu dari zaman kerajaan Majapahit tepat ditengah hutan belantara Alas Purwo. Kawasan ini terletak di kecamatan Tegaldlimo yang dipercaya sebagai harta sejarah kebudayaan Majapahit yang dihancurkan oleh Demak.
Ali Wahono, sesepuh warga Tegaldlimo menuturkkan jika peninggalan ini merupakan sebuah Pura bernama Pura Giri Selaka yang ditemukan secara tidak sengaja pada 1967 oleh sebagian masyarakat yang datang ke hutan untuk bercocok tanam.
Dari sini juga, cerita Tragedi Alas Purwo mulai lahir, pada kala itu warga yang datang menemukan daerah ini kaya dengan hasil Palawija. akan tetapi disekitar Pura ini mereka juga menemukan gundukan tanah. Alhasil mereka berinisiatif meratakannya untuk dijadikan lahan bercocok tanam.
Dalam proses perataan ini mereka menemukan bongkahan batubesar yang tertumpuk seperti sebuah pura. Akhirnya warga mulai membawa batu-batu tersebut untuk mejadikannya perabotan rumah seperti tungku.
Tak berselang lama, rupanya semua masyarakat yang mengambil bongkahan batu tersebut mendapati musibah berupa jatuh sakit dan ada sebuah bongkahan batu yang memberikan pesan pada masyarakat untuk dikembalikan ditempat semula karena bongkahan tersebut adalah tempat petapaan maharesi suci Hindu Zaman terdahulu.
Harga Tiket Masuk Alas Purwo
Tarif tiket masuk Alas Purwo diatur dalam PP No. 12 tahun 2014 tentang jenis tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak senilai Rp 5.000/orang/hari untuk wisatawan lokal dan Rp 150.000/orang/hari untuk wisatawan luar negeri.
Sementara untuk rombongan pelajar minimal 10 orang, tiket berlaku lebih murah yaitu Rp 3.000/orang/hari untuk pelajar dalam negeri dan Rp 100.000/orang/hari untuk rombongan pelajar luar negeri.
Selain biaya tiket masuk, sobat masih harus membiaya biaya retribusi kendaraan sebesar Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil.
Tiket yang berlaku diatas merupakan tarif untuk weekday ataupun weekend, Taman Nasional Alas Purwo ini dibuka setiap hari mulai 07.3-16.00.
Tarif Harga Penelitian di Alas Purwo
Berbeda dari tiket masuk wisatawan, untuk melakukan penelitian kalia akan dikenakan tarif khusus sebesar:
Durasi/Jenis Penelitian | Harga Peneliti Nusantara |
Harga Peneliti Mancanegara |
---|---|---|
<1 Bulan | Rp 100.000-/orang | Rp 5.000.000-/Orang |
1-6 Bulan | Rp 150.000-/orang | Rp 10.000.000-/Orang |
7-12 Bulan | Rp 250.000-/orang | Rp 15.000.000-/Orang |
Ijin Pengambilan Sampel | Rp 50.000-/Ijin | Rp 500.000-/Ijin |
Angut Sampel (SATS-DN/LN) | Rp 35.000-/SATS-DN | Rp 40.000-/SATS-LN |
Rute menuju Alas Purwo
Untuk menuju lokasi wisata alas purwo, sobat dapat memiliki untuk masuk dari pintu masuk Rowobendo atau jalur masuk Bendul. Berikut adalah detail menuju rute Alas Purwo yang dapat sobat lalui:
Jalur Masuk Rowobendo
Jika dari alun-alun Banyuwangi maka sobat dapat ambil rute melalui Jl. Sritanjung menuju Jl. Nasional III kemudian ambil arah melewati Jl. Jember-Banyuwangi-Jl. Srono-Mucar dan Jl. Raya Sumberayu hingga tiba di Jl. A Yani di Kedung Sumur. Dari sana sobat dapat ambil Jl. Raya Sumberkepuh dan lintasi Jl. Plengkung hingga tiba ke tujuan. Rute ini setidaknya memakan waktu 2 Jam perjalanan dengan jarak 60 Km.
Jalur Masuk Bendul
Pintu masuk ini memiliki jarak yang hampir mirip dengan Rowobendo jika datangd dari alun-lun kota Banyuwangi. Rutenya sendiri sama dengan ambil arah melewati Jl. Nasional III menuju Jl. Jember-Banywuangi-Jl. Banyuwangi jember, dan Jl. Raya Grajagan menuju Jl. Grajagan di Sidoagung. ari sana lurus terus hingga tiba di Gerbang Kandel Alas Purwo.
Wisata Alas Purwo merupakan sebuah tempat terbaik untuk kalian yang ingin menikmatikeindahan alam dengan cara berbeda ditengah nilai sejarah budaya dan tempat yang terkenal memiliki banyak misteri. Saat berwisata di Taman Nasional Alas Purwo, pastikan juga untuk selalu menjaga kebersihan, kelestarian dengan tidak merusak ekosistem disana.
0 Response to "Wisata Alas Purwo Banyuwangi, Hutan Pertama di Tanah Jawa"
Post a Comment