Hipotermia - Gejala, Klasifikasi, Cara Mencegah, Penanganan/pengobatan
Hipotermia - Gejala, Klasifikasi, Cara Mencegah, Penanganan/pengobatan - Hipotermia merupakan kondisi saat suhu di dalam tubuh turun melampaui batas optimal. Secara sederhananya hal itu dapat terjadi ketika kita terlalu lama berada di suhu dingin, situasi basah yang menyebabkan temperatur tubuh mencoba mengoptimalkan hingga kehabisan suhu panas. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang desfinis hipotermia, klasifikasi / pembagian kasus hipotermia, cara pencegahan dan cara penanganan / pengobatan hipotermia.
Nah, sob tau ngak kalau baik secara sadar atau tidak, manusia dapat kehilangan suhu panasnya karena 4 hal. Yaitu:
konduksi - yaitu dengan memindahkan langsung dari tubuh ke objek yang lebih dingin daripada tubuh (misalnya, berbaring di alas yang dingin, hal itu akan mengalihkan kehangatan tubuh ke bagian yang dingin itu.
radiasi - peerpindahan panas tanpa zat perantara, gelombang elektromagnetik mendistribusikan panas ke lingkungan sekitar. Seperti saat cuaca lebih panas dari badan maka tubuh akan menerima panas, saat cuaca dingin tubuh juga akan mengeluarkan panas. (misalnya, kulit yang terpapar sinar matahari).
penguapan - saat cuaca panas, tubuh akan mengeluarkan keringat sebagai bentuk pengoptimalan suhu tubuh. Namun, dalam waktu yang cukup lama keringat akan berubah menjadi uap, dan nantinya uap akan mengeluarkan panas. Kulit lembab akan kehilangan panas lebih cepat, seperti pada seseorang yang basah.
Selain itu terdapa faktor-faktor lainnya yang dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap hipotermia seperti anak-anak (daya tahan dan kemampuan penyetabilan tubuh kurang), usia tua (kondisi tubuh lebih lemah dibanding remaja), alkohol dan obat lainya (mengganggu sistem kerja dalam tubuh), gangguan kesehatan lainnya, pakaian yg tidak cocok dengan cuaca dingin, basah, terlalu lama berendam.
Baca selengkapnya: Layering System, Pakaian Pencegah Hipotermia
Manusia memiliki dua respon alami dalam upaya penanganan dan pencegahan terhadap hipotermia, yaitu:
Perilaku - tubuh akan mencoba dan bergerak untuk menghasilkan panas, dan mencari perlindungan dari kehilangan panas.
Fisiologis - rambut berdiri untuk menjebak lapisan udara hangat di sekitar kita (merinding), menggigil untuk membuat lebih banyak panas dan tubuh kita melepaskan hormon untuk mempercepat metabolisme kita untuk menciptakan lebih banyak panas.
Namun, jika kedua respon alami ini tidak berhasil dan tanpa penanganan lainnya maka hipotermia akan terjadi.
Sesuai dengan tingkat keparahan temperatur tubuh yang rendah dari batas normalnya, hipotermia memiliki gejala dan tandanya sendiri.
Untuk hipotermia ringan (35°c-32°c), tanda dan gejala meliputi
• pucat dan dingin
• mati rasa
• respons yang lamban, mengantuk
• gemetaran
• peningkatan denyut jantung dan pernapasan
Sementara untuk hipotermia sedang (32°c-28°c), tanda dan gejalanya adalah:
• penurunan kesadaran
• kemungkinan mengompol urin (akibat dari meningkatnya beban kerja pada ginjal yang berhubungan dengan darah yang disuntikkan ke organ utama)
• tidak lagi menggigil
• Detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah (melambat / rendah)
Dan untuk kasus hipotermia berat (< 28°c), tanda dan gejala adalah:
• tubuh tidak sadar dan tidak memiliki respon
• jantung berdetak lebih lambat, bisa menjadi tidak teratur sebelum akhirnya berhenti jika pasien tersebut menjadi terlalu dingin dan tidak mendapakan penanganan
• tidak ada respons di pupil mata
• otot kaku
• denyut nadi dan upaya pernapasan mungkin ada tetapi sulit dideteksi.
Setelah kita tau begitu bahaya nya suatu kondisi hipotermia. Sangat diharuskan bagi kita mengerti hal yang dapat melakukan pencegahan hipotermia terutama saat kita akan mendaki gunung. Berikut adalah beberapa pencegahanya.
Pencegahan Hipotermia yang Dapat Dilakukan sebelum sobat mendaki Gunung atau melakukan aktivitas lain yang memungkinkan terjangkit hipotermia.
1. Persiapan
Persiapan ini bisa kamu lakukan semenjak melakukan management perjalanan. Selain mempersiapkan diri menggunakan perlengkapan yang sesuai, melakukan persiapan dengan hal lainnya juga harus kita lakukan seperti membaca prakiraan cuaca dan suhu, menentukan tempat-tempat yang memiliki kelembahan tinggi, paparan angin yang kencang dan sebagainya sangat penting kita melakukannya sebelum mendaki.
2. Mengatur ulang perlengkapan dan pakaian
Mendaki gunung bukanlah kegiatan yang sepenuhnya menyenangkan. Didalamnya banyak faktor yang dapat menyelakakan kita. Segala sesuatu harus dipertimbangkan dalam management perlengkapan pendakian bahkan pakaian sekalipun. Jaket, sepatu, pakaian tidur, kupluk dll. Harus kita perhatikan betul-betul sebelum mendaki gunung.
3. Alat tambahan
Seperti halnya perlengkapan first aid kit ,selain pakaian kita juga perlu menyiapkan perlengkapan lainnya untuk mempersiapkan diri dari hipotermia seperti pakaian pengganti, selimut termal bahkan minuman dan camilan hangat yang dapat membantu menghangatkan tubuhmu.
4. Pembelajaran (ilmu)
Cari informasi lebih lanjut dan lebih mendalam juga mengenai hipotermia. Agar saat melakukan pendakian dan kamu menemuinya, kamu dapat mengatasinya tanpa kepanikan.
"Jadi, bagaimana upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi hipotermia?"
1. Penanganan pertama
Adalah dengan menjauhkan pasien dari segala bentuk dingin, angin dan basa. Bahkan dirikanlah sebuah tenda untuk tempat perawatannya. Kemudian, mulailah memberi kehangatan seperti dengan selimut tambahan dan minuman/makanan hangat (jauhi alkohol dan kafein).
Bisa juga kamu melakukan "rewearming aktif" atau mendekatkan benda hangat luar tubuh pasien"
2. Menjaga agar tidak kehilangan suhu panasnya
Hal ini bisa dilakukan dengan memakaian jaket yang memiliki lapisan thermal atau menggunakan selimut thermal. Disini sebagai penolong-pun selalu memperhatikan setiap angin yang masuk di sirkulasi udara tempat perawatan.
3. Jaga kesadaran dan monitoring langsung
Sangat tidak dianjurkan bagi pasien hipotermia untuk tidur bahkan meski dia merasa lelah dan mengantuk sekalipun. Tidur akan membuat diri menjadi beristirahat dan mengurangi sistem kerja tubuh yang nanti bisa memperburuk keadaan. Jagalah tetap untuk dalam keadaan sadar.
Serta jangan lupa melakukan monitoring secara berkelanjutan mengenaii pasien, bahkan terhadap detak jantungnya. Jika perlu lakukan "resusitasi jantung paru" jika jantungnya melemah atau bahkan berhenti.
Upayakan agar korban tetap sadar dan bergerak meski hanya sekedar gesekan tangan, jangan terlalu banyak bergerak yang mengakibatkan keringat diseluruh tubuh.
4. Mencari pertolongan
Selain memberi pertolongan, upayakan untuk mencari pertolongan yang lebih profesional dengan menghubungi pihak basecamp untuk upaya evakuasi. Ingat! Jangan mencari pertolongan dahulu jika kita sudah tau akan apa yang dialami korban, lakukan pertolongan pertama guna menjaga hidup korban.
0 Response to "Hipotermia - Gejala, Klasifikasi, Cara Mencegah, Penanganan/pengobatan"
Post a Comment