Rangkuman Pohon Kayu Bapa, Gaharu dan Kayu Raja
KAYU BAPA - Shorea selanica (Lamk.) Bl.
Kayunya ringan (B.J. 0.46), dengan kelas keawetan IV dan kelas kekuatan III. Jenis ini merupakan kayu untuk konstruksiyang paling ber- harga di Maluku.
Kayu hapa atau Shorea selanica termasuk dalam suku Dipterocar- paceae. Pohonnya dapat mencapai tinggi lebih dari 50 m dan diameter lebih dari 120 cm. Batangnya lurus, bulat, dan sering bcrbanir besar. Kulit batangnya coklat tua, beralur dalam, panjang dan sejajar, tebal. Tajuknya bulat., dengan daun-daun terkumpul di ujung ranting. Daun-nya agak tebal, berbentuk jorong, bulat telur terbalik. Urat daun lateral halus tetapi menonjol pada permukaarn bawah dan rata pada permukaan atas. Perbungaan berbentuk malai yang terbuka dan bercabang satu kali, tumbuh pada ujung ranting atau pada ketiak daun, bunganya kecil dan terdapat tiga buah pada setiap cabang malai. Buahnya berbentuk telur, agak besar, bersayap lima, yang terdiri atas tiga buah sayap panjang (sampai 10 cm) dan dua buah sayap pendek (sampai 5 cm).
Kayu bapa sampai saat ini belum dibudidayakan. Di Kebun Raya, Bogor, koleksi bapa tumbuh dengan baik. Sampai saat ini pemanfaatan langsung diambil dari hutan alam. Perbanyakan jenis hanya diketahui melalui biji.
KAYU GAHARU - Aquillarta malacccnsis Lamk.
Kayu gaharu pohonnya dapat mencapai tinggi sampai 40 m dan diameter Iebih dari 60 cm. Batangnya lurus, bulat tidak berbanir. Kulit batangnya halus, cokelat keputihan. Tajuknya bulat, lebat, dengan percabangan yang horizontal. Daunnya tunggal, berseling, tebal, berbentuk jorong sampai jorong-lanset, berujung lancip dan panjang. Permukaan bawah daunnya kadang-kadang berbulu halus. Perbungaan berbentuk payung, bercabang. tumbuh patla ketiak daun;l, bunganya kecil, berwarna hijau atau kuning kotor, dan berbulu jarang. Buah. nya berbentuk telur terbalik, berbuIu halus. Jenis ini termasuk suku Thymelameaceae.
Jenis ini tcrsebar dari India, Birma dan Malesia (Semenanjung Malaya, Filipina. Sumatera, sampai ke Kalimantan bagian timur dan utara). Tempat tumbuhnya adalah hutan primer tanah rendah, dengan ketinggian sampai kira-kira 300 m dpl.
Kayunya lunak, ringan, pucat, mudah rusak, dan dahulu jarang dipakai sebagai bahan bangunan, kadang-kadang dipergunakan juga untuk pembuatan peti. Kulit kayunya bersclerat putih perak yang sangat kuat dan awet dan dipergunakan sebagai tali dan bahan pakaian. Kayu ini sangat harum dan penggunaannyalebih hanyak sebagai bahan untuk fumigasi dan sebagai dupa dalam upacara adat dan agama di India dan kawasan Asia Tenggara. Sering pula kayu gaharu ini dibuat sebagai kosmetik, obat rematik dan sakit badan, serta obat gosok, obat perangsang, tonikum, penyembuh perut gembuh, dan obat sakit jantung. Minyak atsiri dapat pula diperoleh dari kayu gaharu ini dengan cara distilasi. Dahulu kayu ini diekspor dalam jumlah banyak.
Percobaan pembudidayaanya pernah dilakukan dengan biji. Perkecambahan biji dapat mencapai 47 % . Dalam waktu 3 tahun setelah semai ditanam pohon rnuda dapat mencapai tinggi sampai 2,5 m.
KAYU RAJA - Endospermum diadenum (Miq.) Airy-Shaw
Kayu raja dikenal juga dengan kayu "kayu semut", dan termasuk suku Euphorbiaceae. Jenis ini berbentuk pohon yang berukuran sedang-besar, yang mana tinggubya dapat mencapai 40m dengan diameter 1 m.
Kulit batangnya berwarna abu-abu kecoklatan, licin, bercincin horizontal, dan di sana-sini bersisik. Pepagannya putih berbintik-bintik jingga, dengan tekstur seperti berbutir-butir. Tajuknya agak bulat melebar dan bercabang besar. Daunnya tunggal, berbentuk bundar telur yang melebar pada dasarnya, bertangkai panjang dan berkelompok pada ujung ranting. Pada pangkal daun terdapat dua kelenjar yang berisi cairan yang jernih dan agak lengket. Karangan bunganya berupa bulir, yang tegak dan menonjol keluar dari berkas daun. Bunganya harum, berwarna kuning, bunga jantan lebih besar daripada bunga betina.
Jenis ini banyak terdapat di kawasan Muangthai dan Malesia, terutama di Malaya, Sumatera, Kalimantan, Sarawak, Sabah dan Maluku. Umumnya kayu raja tumbuh di hutan sekunder tua atau di tempat terbuka dalam hutan primer, pada tanah berpasir dan kering atau tanah liat berpasir putih agak berkapur. Jenis ini juga merupakan jenis pionir di bekas-bekas ladang dan hutan tebangan, dan tumbuh cepat sekali di tempat-tempat yang disinari cahaya matahari penuh. Di hutan tanaman yang masih muda, daun-daunnya sering diserang ulat sehingga pertumbuhan berkurang sampai 50%.
Kayunya ringan, mempunyai B.J. 0.48, kelas keawetan V dan kelas kekuatan II, berwarna kuning cerah dengan bintik-bintik hijau. Kayu tersebut mudah dikerjakan dan mengering dengan cepat tanpa kerusakan. Kayu jenis ini tahan terhadap serangan bubuk, tetapi tidak demikian terhadap serangan serangga Ambrosia, dan juga mudah diserang "blue stain" bila dikeringkan perlahan-lahan. Biasa dipakai untuk pembuatan kotak korek api, papan tulis, mainan dan juga untuk kertas. Akarnya dapat digunakan sebagai obat luka, dan pepagannya sebagai obat busung air, sedangkan daunnya digunakan orang sebagai obat pencahar (urus-urus). Kayu raja sudah dibudidayakan meskipun belum secara besar-besaran. Perbanyakannya dilakukan dengan biji.
0 Response to "Rangkuman Pohon Kayu Bapa, Gaharu dan Kayu Raja "
Post a Comment