Waspadai Acute Mountain Sickness (AMS) pada saat mendaki (gejala, pencegahan, obat)
Waspadai Acute Mountain Sickness (AMS) pada saat mendaki.
Mendaki gunung merupakan olaraga ekstream yang tidak memandang genre, usia atau-pun dari mana pegiatnta berasal. Olaraga ekstream ini merupakan olaraga yang memiliki sangat banyak sekali peminat. Terlepas dari para pegiat alam, kegiatan mendaki gununh juga sering dilakukan oleh orang biasa (bukan dengan latar belakang pegiat alam) dengan maksud sebagai tempat berlibur. Hal itu menjadikan gunung sebagai salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi.
Selain dibutuhkannya perlengkapan mendaki yang memadai, keberhasilan kegiatan mendaki ini juga di dukung oleh faktor Internal yang berupa ilmu-ilmu yang dapat di gunakan saat mendaki terutama ilmu-ilmu mengenai faktor yang kita tidak inginkan seperti tersesat, kecelakaan, terluka dsb.
Selain beberapa gangguan kesehatan yang terkenal dalam kegiatan pendakian seperti hipotermia dan frostbiterupanya masih banyak gangguan kesehatan lainnya, salah satunya adalah ACUTE MOUNTAIN SICKNESS (AMS). Yukk...sob, kita belajar tentang AMS.
Apa itu AMS? dan Mengapa itu bisa terjadi?
AMS atau Acute Mountain Sickness sering juga disebut sebagai penyakit gunung yang bisa terjadi saat pendaki berada atau bermalam di ketinggian tertentu. Kegiatan mendaki adalah kegiatan yang memiliki tempat berada di ketinggian bahkan bisa lebih dari 4000 mdpl, namun tak perlu setinggi itu untuk terkena gangguan kesehatan ini, resiko AMS dapat terjadi mulai saat pendaki berada di ketinggian 2500 meter sob.
Hal itu terjadi karena tekanan udara di sekitar atau yang biasa disebut "tekanan barometik". Saat berada di tempat yang tinggi, oksigen yang tersedia serta tekanan yang ada disinj akan menjadi lebih sedikit dan turun.
Jika sobat hikking tinggal di tempat yang terletak di dataran yang cukup tinggi, mungkin akan atau sudab terbiasa dengan tekanan udara. Namun tetap begitu juga jika kita bepergian ke suatu tempat di ketinggian yang lebih tinggi dari biasanya, tubuh akan akan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tekanan. Atau sering kali kegiatan penyesuaian ini dilakukan oleh pendaki dengan durasi 24 jam atay lebih dengan berdiam di suatu wilayah tempat untuk memberi waktu tubuh melakukan penyesuaian (aklimasi).
Jenis penyakit ketinggian (sesuai tingkatan)
Ada tiga jenis penyakit ketinggian:
1. Acute Mountain Sickness (AMS) adalah bentuk yang paling ringan dan sangat umum. Gejalanya bisa terasa seperti mabuk - pusing , sakit kepala , nyeri otot dan mual .
2. High Altitude Pulmonary Edema (HAPE) adalah penumpukan cairan di paru - paru yang bisa sangat berbahaya dan bahkan mengancam nyawa.
3. High Altitude Cerebral Edema (HACE) adalah bentuk penyakit ketinggian yang paling parah dan terjadi ketika ada cairan di otak. Penyakit ini merupakan penyakit yang mengancam nyawa sehingga pasiennya perlu segera medapat pertolongan medis.
Gejala AMS
Cukup banyak gejala yang timbul akibat Acute Mountain Sickness sehingga saat timbul suatu gejala sobat hikking dapat mulai merasakan atau melakukan aklimasi terlebih dahulu saat gejala muncul dengan tiba-tiba dan terasa sangat tidak mengenakan. Gejala yang timbuk akibat AMS ini diantaranya:
1. Sakit kepala
2. Pusing
3. Mual
4. Muntah
5. Kelelahan dan kehilangan energi
6. Sesak napas
7. Masalah dengan tidur
8. Kehilangan selera makan
Gejala biasanya muncul dalam 12 hingga 24 jam setelah mencapai ketinggian yang lebih tinggi dari batasan yang dapat di analir oleh tubuh dan kemudian membaik dalam satu atau dua hari saat tubuh menyesuaikan diri dengan perubahan ketinggian.
Pemaksaan tubuh terhadap Acute Mountain Sickness akan dapat membuat diri menjadi lebih parah dari pada sebelumnya, gejala lain yang timbuk saat kalian mulai memaksaan diri dengan AMS dan tidak melakukan aklimasi diantaranya adalah: Sesak nafas yang lebih parah, kelelahan, kehilangan konstentrasi, kesulitan berjalan serta sakit kepala yang parah.
Gejala High Altitude Pulmonary Edema (HAPE) dan High Altitude Cerebral Edema (HACE)
Sementara untuk gejala kesehatan atah penyakit ketinggian yang lebih parah (High Altitude Pulmonary Edema (HAPE) dan High Altitude Cerebral Edema (HACE)) ada gejala lain yang cukup berbeda dari Acute Mountain Sickness. Diantaranya adalah:
1. Kebingungan
2. Sesak napas bahkan saat istirahat
3. Ketidakmampuan untuk berjalan
4. Batuk yang menghasilkan zat berbusa putih atau merah muda
5. Koma (keadaan terparah)
Siapa yang dapat terkena AMS?
Rupanya gangguan kesehatan ini dapat terjadi oleh siapa aja. Siapa pun dapat mengalami penyakit ketinggian, tidak peduli seberapa bugar, muda, atau sehatnya selama melakukan aktifitas fisik di tempat yang lebih tinggi dari biasanya akan membuat siapapun dapat mengalami AMS.
Kesempatan terkena penyakit ketinggian bergantung pada beberapa hal lain: seberapa cepat sobat hikking pindah ke tempat yang lebih tinggi, seberapa tinggi Anda naik, ketinggian tempat Anda tidur , dan faktor lainnya.
(Semakin perlahan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lebih tinggi (ribuan mdpl) tubuh akan lebih siap dalan mencegah AMS)
Faktor lainnya juga bergantung pada tempat tinggal dan ketinggian di sana, usia (anak-anak lebih mungkin mengidapnya), dan apakah pernah mengalami penyakit ketinggian sebelumnya.
Pengobatan AMS
Jika sobat hikking mengalami sakit kepala atau setidaknya satu gejala lain yang terkait dengan penyakit ketinggian dalam satu atau dua hari setelah perubahan ketinggian, kalian mungkin mengalami penyakit ketinggian mulai saat kalian menyadari itu mulailah untuk melakukan Aklimasi. Jika gejala Anda lebih parah, sobat hikking perluh perhatian medis.
Dokter mungkin akan memulai dengan mendengarkan detak jantung pasien dengan stetoskop atau mengambil rontgen dada atau MRI atau CT scan otak untuk mencari cairan.
Mengetahui gejala penyakit ketinggian akan membantu kalian mencari pengobatan sejak dini, meski kondisinya masih ringan. Sehingga perjalanan mendaki masih bisa diteruskan setelah pengobatan dini (penyesuaian diri). Perawatan paling penting untuk semua penyakit ketinggian adalah turun ke ketinggian yang lebih rendah sesegera mungkin sambil tetap aman, atau jika tidak terlalu tinggi dengan durasi yang cepat, Aklimasi bisa menjadi salah satu perawatan untuk tubuh.
Jika menderita penyakit ketinggian yang parah, sobat hikking harus segera dibawa ke tempat yang lebih rendah - dan ketinggiannya harus lebih rendah dari 4.000 kaki atau sekitar 1000mdpl. Wajib hukumnya dan harus ke dokter/rumah sakit sesegera mungkin.
Kalau penyakit kesehatan merupakan High Altitude Cerebral Edema (HACE), pasien mungkin memerlukan steroid deksametason. Sementara jika menderita High Altitude Pulmonary Edema (HAPE), pasien memerlukan oksigen tambahan dan mungkin memerlukan obat-obatan, serta pindah ke tempat yang lebih rendah.
Pencegahan
Cara terbaik untuk menurunkan kemungkinan terkena penyakit ketinggian adalah melalui aklimatisasi. Artinya, sobat hikking membiarkan tubuh perlahan-lahan terbiasa dengan perubahan tekanan udara saat Anda melakukan perjalanan ke tempat yang lebih tinggi. Biasanya aklimasi dilakukan dengan bermalam dan melakukan aktifitas diketinggian tertentu dengan durasi semalam atau lebih. Aklimasi akan membantu paru-paru mendapatkan lebih banyak udara melalui pernafasan yang lebuh dalam dan sel darah merah juga akan membawa oksigen dengan tekanan berbeda ke seluruh tubuh sehingga tubuh dapat melakukan penyesuaian terlebuh dahulu.
Tetap konsumsi air 3-4 liter perhari dan pastikan sekitar 70% kalori berasal dari koarbohidrat. Jangan merokol, minum alkohol atau obat-obatan seperti pil tidur. Ketauhi indikasi penyakit ketinggian, dan jangan lupa untuk segera melakukan aklimasi saat tubuh sudah merasa tidak enak serta jangan memaksakan tubuh.
Good information thanks!
ReplyDelete